Habib Rizieq Bicara Revolusi Akhlak: Kita Harus Siap Mengkritik dan Dikritik
Sumber : news.detik.com
Garudapolitik.com, Jakarta - Habib Rizieq Shihab berbicara revolusi akhlak dalam pemaparannya pada dialog 212 yang diadakan secara virtual. Habib Rizieq menjelaskan revolusi akhlak harus melibatkan semua unsur elemen, mulai pemerintahan hingga masyarakat, dengan niat yang ikhlas.
"Revolusi akhlak ini mesti melibatkan semua komponen dan elemen masyarakat untuk menuju negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dan niatnya mesti ikhlas, bukan cari kekuasaan, bukan cari jabatan, bukan cari harta benda, bukan. Niatnya mesti ikhlas, ikhlas, yaitu mencari rida Allah SWT. Jadi semua komponen masyarakat, siapa pun dia bagian dari bangsa ini, harus diingatkan," kata Habib Rizieq, Rabu (2/12/2020).
Untuk menuju ke sana, Habib Rizieq mengatakan perlunya ada dialog untuk membuka diri dengan pihak siapa pun, sehingga harus siap mengkritik dan dikritik.
"Jadi untuk menuju ke arah ini, kita harus buka pintu dialog. Kita harus selalu membuka diri untuk bicara dengan pihak mana saja. Kita harus siap mengkritik dan kita juga harus siap dikritik. Jangan merasa paling benar sendiri, paling suci sendiri, tidak, nggak ada yang maksum di antara kita. Jika ini ada kelalaian, kita saling koreksi," ujarnya.
Habib Rizieq menegaskan revolusi akhlak bukan merupakan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. Meski begitu, menurutnya, masyarakat harus bersikap objektif dengan kebijakan pemerintah.
"Setelah saya sampaikan soal revolusi ini, jangan ada yang berpikir, revolusi akhlak itu pemberontakan, nggak betul, kami ini para habaib di Indonesia ini dididik oleh guru-guru kami. Kami tidak boleh melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. Kalau sudah diterima masyarakat, suka atau tidak suka, adil atau tidak adil, kita harus tetap mengetahui pemerintahan, tapi kita harus bersikap objektif. Kebijakan yang dikeluarkan bagus, yang baik, harus kita apresiasi, kita terima dan jalankan bersama," ujarnya.
"Adapun kebijakan kebijakan yang membahayakan keselamatan bangsa dan negara, kebijakan yang menindas rakyat, wajib kita kritisi. Nah, mengkritik pemerintahan yang sah itu bukan makar, mengkritik pemerintahan yang sah itu bukan pemberontakan, ini yang perlu saya jelaskan. Kita tuh ahli sunah wal jamaah, ini negeri dakwah, di mana kita mengajak orang untuk berbuat baik, termasuk para penguasa dan pemerintah, ayo kita berbuat baik," lanjut Habib Rizieq.
"Kalau ada kemungkaran yang dilakukan penguasa, ya kita hisbah, amal ma'ruf nahi munkar, dari mulai cara yang minimal sampai maksimal. Tidak boleh kita melakukan pemberontakan, kecuali dalam konteks para habaib, ulama, umat Islam dibantai, terjadi pembunuhan, itu dalam konteks bela diri. Dalam hukum agama dan hukum internasional, itu dibenarkan. Semoga itu tidak terjadi di NKRI. Jadi jangan digambarkan revolusi akhlak itu revolusi berdarah, revolusi makar, revolusi pemberontakan, revolusi menjatuhkan pemerintahan yang sah, nggak, nggak begitu. Kita ahli sunah waljamaah, kita saling membuka diri," tuturnya. (AS)
0 Response to "Habib Rizieq Bicara Revolusi Akhlak: Kita Harus Siap Mengkritik dan Dikritik"
Posting Komentar